KORANBABELPOS.ID, TOBOALI - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) menyebutkan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) mengalami peningkatan.
"Dari data yang berhasil kita terima dari beberapa pukesmas di Basel, terdapat 156 pasien yang telah mengalami penyakit DBD dan 79 terpapar DD periode Januari hingga April 2024," kata Kepala DKPPKB Basel dr. Agus Pranawa, pada Babel Pos.
BACA JUGA:HMI Desak Pemkab Basel Bertindak Sigap Tangani DBD
Berdasarkan data ng dimiliki DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan, untuk DBD terdapat 77 kasus. Rincinya tersebar di Puskesmas Toboali , Rias 5 kasus, Airgegas 5 kasus, Payung 1 kasus, Simpang Rimba 4, Tukak Sadai 18 Kasus.
Sedangkan untuk penyakit DD terdapat 79 pasien yang tersebar di Puskesmas Toboali 8 kasus, Tiram 16 kasus, Payung 6 kasus, Airgegas 4 kasus,Rias 2 kasus, Batu Betumpang 1 kasus, Simpang Rimba 1 kasus dan Tanjunglabu 1 kasus.
"Dari data tersebut terdapat 156 pasien yang terpapar DBD dan DD yang dirawat di Puskesmas Basel," sebutnya.
BACA JUGA:367 Warga Basel Terserang DBD, Bupati Riza Intruksikan Gotong Royong
Diterangkannya, penyakit DBD mempunyai ciri demam tinggi mendadak, timbul gejala lain seperti nyeri kepala, nyeri dibagian belakang bola mata, terkadang juga nyeri perut, ada tanda ruam atau bintik merah di kulit, demam yang tidak disertai dengan batuk atau sakit di tenggorokan, serta trombosit dan leukosit turun.
Untuk DD biasanya demam tinggi, timbul gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kadar trombosit dalam darahmya menurun, panas akan turun pada hari ketiga atau keempat, serta tingkat penyembuhannya lebih baik.
"Biasanya juga terjadi peningkatan hematokrit naik 20 % dari jumlah normal, pendarahan pada jaringan lunak seperti hidung, mulut dan gusi, serta terjadi perembesan plasma," ujar Agus Pranawa.
"Kendati sama gigitan nyamuknya, tetapi antara DBD dan DD tentunya mempunyai ciri - ciri yang beda apabila terpapar," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini masyarakat jangan hanya mengandalkan fogging ataupun pengasapan yang dilakukan pihak Pukesmas, karena alat tersebut untuk membunuh nyamuk dewasa saja tetapi tidak bisa mematikan jentik nyamuk yang menggenang di dalam air.
Namun, menghindari penularannya bisa menjaga kebersihan lingkungan rumah maupun di luar rumah atau melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) plus.
"Tetapi yang paling idealnya masyarakat harus bisa menerapkan 3M plus, sebab nyamuk tersebut agak sedikit unik, suka berpopulasi di tempat genangan air yang jernih sekitar lingkungan kita dan juga pada saat tidur, masyarakat juga menggunakan kelambu serta obat nyamuk agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti," pungkasnya.*