Selain melakukan detoks media sosial, remaja juga bisa mengatur waktu bermain media sosial. Melupakan media sosial dengan alternatif aktivitas, seperti berolahraga, membaca, atau bermain musik atau berinteraksi degan lingkungan bersama teman sebaya.
BACA JUGA:Disiplin Guru Budaya Sistem Pendidikan
Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu remaja dalam mengurangi kecanduan media sosial dan meningkatkan kualitas hidup.
Hal terpenting lainnya dalah peran orang tua dalam mengawasi dan membatasi anaknya dalam bermain media sosial. Orang tua wajib memberikan peringatan an ikut mengarahkan pengembangan keterampilan sosial dan mengembangkan emosi anak mereka.
Dibalik cara agar tidak ketergantungan perlunya memiliki kesadaran diri tentang penggunaan media sosial dan dampak negatif yang mungkin timbul. Mereka harus menyadari bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan mental.
Ganguan-gangguan ersebut dapat menghambat anak untuk mengeksplorasi hal-hal positif yang seharusnya para remaja lakukan. Bukan hal baru jika remaja saat ini lebih terlihat asik dengan gadget di tangan ketimbang membaca buku atau belajar bersama.
BACA JUGA:Esensi Paguyubuan Kelas
Aktivitas kongwo diisi engan main bersama (mabar) game online atau membuat video pendek keseharaian mereka.
Kesadaran diri agar tidak ketergantungan dan kecanduan terhadap bermedia sosial yang bisa merugikan diri sendiri harus segera dilakukan.
Media sosial merupakan ajang untuk mengembangkan diri. Kontrol dan kebermanfaatannya hanya isa dilakukan oleh diri sendiri. Memilih untuk mengambil manfaat yang baik adalah kecerdasan dalam bermain media sosial. (**)
BACA JUGA:Menjadi Pelajar Pancasila yang Kepo Itu Harus!