PANGKALPINANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan Bangka Belitung (SumselBabel) mengingatkan pentingnya masyarakat mengetahui tentang produk investasi untuk terhindar dari produk investasi ilegal atau bodong.
Pasalnya, OJK mencatat dari kurun 6 tahun (2017-2023) total kerugian masyarakat Indonesia yang terlanjur masuk investasi bodong mencapai Rp139 triliun. Demikian ini dibeberkan Analis Deputi Direktur Pengawasan Prilaku Pelaku Jasa Keuangan OJK SumselBabel, Wahyu kresnanto di Ngobrol Santai Sore bersama OJK - IDX Babel, Rabu (20/3).
Wahyu Krisnanto mengapresiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Pangkalpinang yang sudah membantu OJK melakukan literasi dan edukasi keuangan ke semua kelompok masyarakat di daerah. "Dan kegiatan yang dilaksanakan sore ini adalah salah satu rangkaian kegiatan gebyar keuangan syariah dalam bentuk edukasi keuangan ke berbagai pihak, salah satunya awak media," ujarnya.
Dalam penanganan investasi bodong sendiri, diakui Wahyu, bahwa OJK bersama industri terkait, Polri, Kejaksaan dan juga Bank Indonesia telah membentuk satgas pemberantasan aktivitas keuangan ilegal."Jadi untuk investasi ilegal, mencegah saja itu tidak cukup. Perlu ada tindakan penangan yang berimplikasi pidana, disini satgas mengambil peran penindakan. Contohnya setiap saat OJK bersama kemenkominfo melakuan selancar dunia maya untuk menghentikan website/aplikasi yang merugikan masyarakat," paparnya.
blberdasarkan data survei literasi inklusi keuangan Indonesia, tingkat literasi keuangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebesar 62,34 % dengan tingkat inklusi keuangan 79,48%. Melihat hasil survei tersebut, keinginan masyarakat berinvestasi cukup tinggi sehingga harus ada peran pemerintah melalui BEI dan OJK untuk terus mengedukasi masyarakat.
Beberapa tahun lalu ada suatu entitas investasi yang booming di nasional, dan OJK melihat berkembang biak pesatnya investasi tersebut di Babel sehingga disinilah peran penting sinergi BEI dan OJK membantu dan mengidentifikasi serta mengedukasi masyarakat seperti apa ciri-ciri produk investasi ilegal itu. " OJK dan BEI optimis akan semakin memberi literasi dan edukasi ke masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga, pihak meminta dukungan masyarakat Babel agar secepatnya mendirikan kantor di Babel guna memaksimalkan pelayanan ke masyarakat di daerah, sekaligus memberi asistensi ke pemerintah daerah dalam mengembangkan keuangan dan bagaimana menjaga stabilitas sistem keuangan daerah. "Ya, rencanannya OJK akan mendirikan kantor cabang di Bangka Belitung akhir tahun ini untuk memberi pelayanan ke masyarakat di Babel sekaligus memberi asistensi ke pemerintah daerah dalam mengembangkan keuangan," ujarnya.
Berdirinya kantor perwakilan OJK di Babel, hal yang terpenting adalah menjaga stabilitas sistem keuangan daerah, karena bila ada goncangan pada sistem keuangan milik daerah, baik itu di perbankan umum, BPR maupun industri keuangan lain akan berdampak trust bagi masyarakat terhadap industri keuangan. "Semoga hadirnya kantor fisik OJK dapat segera terwujud di Babel, karena disinilah pentingnya fungsi pengawasan dan perlindungan konsumen OJK," ujarnya.
Terpisah, Kepala BEI Pangkalpinang, Fahmi Al-Kahfi mengungkapkn, tercatat hingga saat ini per Desember 2023 jumlah investor di Babel ada 58.000, dan berdasarkan data terakhirnya, dari jumlah tersebut 60 persen di dominasi kalangan milenial dan generasi Z usia 18-35 tahun. "Ini artinya masyarakat Babel generasi tersebut sudah mulai memberanikan diri dan terbuka wawasannya bahwa investasi itu penting karena mereka juga merasakan dampak COVID-9, dimana keluarga hanya bergantung pada satu pendapatan karena imbas dari pandemi dimana ada org tua yang di PHK sehingga disitulah mereka sadar pentingnya kita berinvestasi dan punya instrumen investasi yang banyak itu penting agar dapat mengantisipasi ketidakstabilan ekonomi keluarga," terang Fahmi.
Dengan fokus memberi informasi ke masyarakat terkait kebijakan mengelola keuangan yang didampingi langsung oleh OJK, masyarakat yang dulu taunya pasar modal itu adalah saham, kini masyarakat lebih paham bahwa pasar modal itu punya banyak instrumen investasi yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan dan profil resiko masing-masing seperti jika memilih yang beresiko tinggi bisa langsung ke saham, untuk resiko yang kecil ada obligasi, dan ada juga reksadana yang bisa beli saham tapi belum mau di eksekusi.
"Ada beragam macam instrumen investasi yang bisa disesuaikan dengan profil resiko dan kondisi keuangan masyarakat sehingga fokus kami adalah literasi dan edukasi. Kami bersama OJK akan terus melakukan edukasi sampai ke pelosok dan tahun ini kita akan coba ke luar pulau," ujarnya.
Ia menambahkan, semakin maraknya tawaran investasi saat ini, banyak masyarakat yang terjebak dalam investasi bodong atau ilegal karena masyarakat tersebut belum teredukasi, bahkan masih banyak masyarakat yang melihat saham itu adalah salah satu permainan judi slot. "Kita berharap di tengah maraknya investasi yang berkembang dengan berbagai macam modus, masyarakat bisa terinformasi dulu bagaimana investasi bodong itu agar mereka lebih bijak mengelola keuangan dengan instrumen investasi," harapnya.(jua)