Era keemasan tunggal putra Indonesia di All Enggland pernah terjadi sekitar tahun 1970an dengan rekor 8 gelar milik Rudy Hartono dan 5 kali final senegara.
Ginting dan Jonatan akan mengikuti jalan yang sama dengan para legenda Indonesia seperti Tan Jor Hok, Rudy, Hariyanto Arbi, dan Liem Swie King.
Dikutip dari website resmi PBSI Indonesia, Jonatan Christie mengucapkan rasa bangga kepada tahan, ia bisa tampil di Final All England Open 2024.
“Puji Tuhan, semua ini berkat kebaikan dan kemurahan hati Tuhan kepada saya, Ginting, tim tunggal putra, dan tim Indonesia juga,” kata pria yang kerap disapa Jojo tersebut.
Jonatan juga merasa tidak mengira akan tampil di Final All England Open 2024 melihat dengan hasil turnamen belakangan yang naik turun.
“Namun, kita selalu akan tampil maksimal kekurangan yang ada akan kita perbaiki, kita bangun chemistry dan kata coba lebih solid,” imbuhnya.
Sementara itu, pada sektor ganda putra, wakil Indonesia lainnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga memastikan tiket final serta untuk mempertahankan gelar mereka.
Fajar/Rian berhasil mengatasi perlawanan pasangan unggulan dari Jelang yaitu Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam dua gim langsung (21-18, 21-18).
FajRi unggul dalam hal serangan. Masalahnya adalah bagaimana memulainya karena lawan sangat pandai dalam merebut kendali duluan di bola-bola pertama.
Untungnya, mereka berhasil mengatasinya. Kekuatan mental yang menjadi ciri khas wakil Indonesia tersebut, ketika menjadi pasangan nomor satu dunia pun kembali setelah kebangkitan hebat yang mereka buat pada gim kedua.
Dari ketertinggalan jauh 6-15, Fajar/Rian terus menekan Hoki/Kobayashi hingga lawan tak berkutik di sisa pertandingan.
Hoki/Kobayashi tak mampu keluar dari tekanan. Kesalahan sendiri dari mereka pun memastikan kemenangan berharga bagi Fajar/Rian.
Pada final All England Open 2024, Fajar/Rian sudah lebih ditunggu ganda putra dari Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang tampil meyakinkan sepanjang pekan ini.***