Bangga Jadi Pelaku Sejarah Demokrasi, Sedih Dituduh Curang

Jumat 01 Mar 2024 - 22:09 WIB
Reporter : Agus Putra
Editor : Noperma

*Curhatan Petugas KPPS di Pangkalpinang

KORANBABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Tanggal 14 Februari 2024 akan menjadi kisah tak terlupakan bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024. Bukan mengenai Hari Kasih Sayang yang dirayakan setiap 14 Februari, tetapi hari dimana para petugas KPPS Pemilu 2024 harus mengerahkan seluruh tenaganya demi menyukseskan pesta demokrasi di Indonesia.

Bahkan sejak pagi, petugas KPPS bersama-sama mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara, mulai dari mengecek kertas surat suara, rapat pemungutan suara, hingga rapat penghitungan suara. Bahkan tak sedikit dikabarkan banyak petugas KPPS yang kelelahan karena harus menunggu hasil penghitungan suara sampai esok pagi. Sebagian dari mereka pun ada yang jatuh sakit hingga harus mendapatkan perawatan medis.

BACA JUGA:KPU Apresiasi Kepala Daerah se-Babel Ciptakan Pemilu Damai

Ironisnya, ditengah kondisi itu, tak sedikit muncul dugaan kecurangan pada proses pemungutan suara pemilu. Yang membuat miris, KPPS yang sudah bekerja keras itu, malah dituduh curang oleh sekelompok orang. Tentunya hal ini mendapat tanggapan dari KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang telah bekerja keras demi suksesnya pesta demokrasi lima tahunan ini, tak terkecuali di Kota Pangkalpinang.

Seperti diutarakan Nopriansyah Ibrahim yang bertugas sebagai Ketua KPPS di TPS 26 Kelurahan Tua Tunu Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung. Kepada Babel Pos, Jumat (1/3/2024), Nopriansyah pun menceritahkan  pengalamannya menjadi Ketua KPPS di Pemilu 2024.

Nopriansyah mengaku, menjadi petugas KPPS merupakan kebanggan tersendiri baginya. Pasalnya, dirinya menjadi bagian dari pelaku sejarah demokrasi dalam memilih pemimpin bangsa pilihan rakyat Indonesia baik eksekutif maupun legislatif khususnya di Kota Pangkalpinang. "Ya banggalah kita jadi pelaku sejarah demokrasi, tapi dibalik kebanggaan itu kita merasa sedih ketika dituduh curang," ujar Nopriansyah.

Menurut Nopriansyah, tuduhan curang pada Pemilu 2024 yang menjadi isu nasional pasca pemungutan suara tidaklah benar. Bahkan dia juga membantah tuduhan tersebut. "Dimana letak curangnya, proses rekapitulasi pleno yg dilakukan itu pun secara terbuka, sehingga masyarakat bisa ikut menyaksikan dan mengawasi setiap tahapan tersebut," kata Nopriansyah.

Karena itu, diakui Nopriansyah, secara pribadi dirinya merasa sangat kecewa karena KPPS dianggap sudah menciderai Pemilu 2024. "Dilapangan anggota KPPS sudah luar biasa berkerja full time melebihi jam kerja normal, bahkan tidak sedikit anggota KPPS jatuh sakit karena kelelahan berkerja hingga meninggal dunia. Bahkan di TPS  kami sendiri TPS 26 Kelurahan Tua Tunu, anggota saya masih menjalani perawatan intensif dan harus di rujuk ke RSCM Jakarta," ungkapnya.

Untuk itu, Nopriansyah berharap agar masyarakat tidak berfikiran negatif terhadap kinerja KPPS dan menerima apapun hasil dari pesta demokrasi tersebut. "Janganlah menuduh kami itu curang, hargailah kinerja kawan-kawan KPPS yang sudah bekerja keras siang dan malam demi suksesnya Pemilu 2024," harapnya.

BACA JUGA:Amankan Tahapan Pleno Rekapitulasi Perhitungan Suara

Senanda dengan Nopriansyah, Rolivia Ketua KPPS TPS 04 Kelurahan Gabek Satu, Kecamatan Gabek Kota Pangkalpinang juga merasakan hal yang sama. Dia juga mengaku sedih dengan oknum-oknum yang mengatakan bahwa adanya kecurangan dalam pemilu 2024 ini.

"Miris dengan cara mereka menuduh pemilu ini curang, apalagi untuk memenangkan calon yang kalah, kami sebagai petugas KPPS bekerja dengan sangat teliti, bekerja keras, untuk menyukseskan pemilu dan waktu kerja kita melebihi 24 jam, apalagi di setiap TPS sudah ada pengawasan TPS dan saksi-saksi presiden dan partai, untuk melakukan kecurangan, saya rasa tidak mungkin, Karena kita juga di awasi, jangan kan untuk melakukan kecurangan," kata Rolivia.

Ditambahkan Rolivia, hasil pemungutan suara juga tidak serta merta langsung dilaporkan ke KPU, akan tetapi melalui tahapan pleno, dimana saat pleno akan banyak saksi yang melihatnya. "Pesan saya terima dengan ikhlas hasil pemilihan suara rakyat, KPPS telah bekerja keras, hargai kami yang telah bekerja dengan baik dan benar, tidak ada kecurangan di TPS, kecuali hoaks dari oknum yang tidak bisa menerima kekalahan," tutup Rolivia.(pas)

Kategori :