TOPONIMI PANGKALPINANG

TOPONIMI PANGKALPINANG

Senin 21 Apr 2025 - 20:57 WIB
Reporter : Admin
Editor : Syahril Sahidir

Perkembangan suatu wilayah geografis dapat dipelajari dari sejarah perkembangan struktur tata ruang dan konsentris tempat tinggal masyarakatnya.  Entitas penduduk yang menempati wilayah Pangkalpinang pada awalnya terletak pada pangkal atau pengkal pengumpul Timah dengan parit-parit timahnya dan di sekitar Sungai Pangkalpinang dan Sungai Pedindang sebagai sarana kehidupan pada waktu itu. Pangkalpinang pada masa kesultanan Palembang lambat laun terus berkembang dengan pesat seiring dengan perjalanan sejarah dan aktifitas kehidupan masyarakatnya menjadi kampung, selanjutnya menjadi kampung besar, Pada masa Inggris (Tahun 1812-1816) Pangkalpinang dimasukkan dalam wilayah southeast division (divisi Tenggara) dan menjadi satu pusat distrik pemerintahan (bestuur) dan penambangan Timah (tin minjn) yang  produktif. Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda (tahun 1817), Pangkalpinang menjadi satu distrik dari sembilan distrik penghasil Timah yang produktif di pulau Bangka. Pada pertengahan Abad 19 atau Tahun 1848, penduduk yang tinggal di distrik Pankalpinang berjumlah 6.694 jiwa atau sebesar 16,23 persen dari total penduduk pulau Bangka (41.246 jiwa). Penduduk distrik Pangkalpinang terdiri dari Bankanesen (pribumi Bangka orang Darat dan orang Laut) berjumlah 4.576 jiwa, Melajen (Melayu) berjumlah 251 jiwa, dan Chinesen (China) berjumlah 1.867 jiwa. Penduduk distrik Pankalpinang tersebut tinggal di beberapa underdistrik, yaitu Bukit, Pangkalpinang, Mendobarat, Mendotimur, dan Gerunggang. Menelisik wilayah geografis distrik Pangkalpinang pada pertengahan abad 19 Masehi masa Hindia Belanda, menunjukkan, bahwa wilayah distrik Pangkalpinang cukup luas dan sangat representatif serta strategis sebagai satu distrik di pulau Bangka yang kemudian berkembang menjadi ibukota Keresidenan Bangka Belitung.

Struktur tata ruang dan konsentris tempat tinggal masyarakat Pangkalpinang setelah masa kemerdekaan semakin menyebar dan meluas sesuai dengan pusat-pusat konsentris di atas. Keberadaan kampung-kampung dan konsentris tempat tinggal masyarakat Pangkalpinang terus berkembang dan berproses hingga saat ini sesuai dinamika perkembangan dan pertumbuhan masyarakat, perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budayanya hingga terbentuknya Kota Pangkalpinang seperti sekarang ini. Ruang wilayah dan konsentris masyarakat Pangkalpinang saat ini telah berkembang bahkan melampaui batas wilayah administratif Pangkalpinang dan merambah pada kawasan-kawasan ruang terbuka hijau, lahan konservasi bahkan meluas pada wilayah rawa-rawa dan resapan air sehingga saat ini menjadi permasalahan kota, seperti banjir dan air genangan serta kawasan kumuh. Permasalahan terjadi karena ruang wilayah administratif yang tidak elastis, dan ini menjadi tantangan bagi penataan Kota Pangkalpinang sebagai Satu daerah otonomi dan Pangkalpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.*** 

Tags :
Kategori :

Terkait