Hal serupa juga disampaikan oleh Fadli Zon yang memastikan tidak ada pembungkaman dalam pameran Yos Suprapto.
"Tidak ada pembungkaman. Kita ini mendukung kebebasan berekspresi," kata Fadli ketika ditemui di Museum Nasional Indonesia.
BACA JUGA:Awal Mula Pameran Yos Suprapto ‘Dibredel’, Ada 5 Lukisan Mirip Jokowi?
2. Penyimpangan Tema dan Mengandung Unsur SARA
Fadli Zon menegaskan perspektif kurator yang menjadi penyebab tidak disetujuinya lima lukisan tersebut tayang pada pameran itu.
Selain tidak sesuai tema, Fadli Zon menyebut terdapat konten yang mengandung unsur SARA dan vulgar.
""Beberapa lukisan itu saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema. Ada yang motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian juga ada yang telanjang, itu tidak pantas," ujar Fadli Zon.
"Sedang bersetubuh dengan memakai topi yang mempunyai identitas atau afinitas budaya tertentu. Seperti topi Raja Jawa atau Raja Mataram. Itu kan bisa membuat ketersinggungan orang. Itu bisa masuk kategori SARA," imbuhnya.
3. Dukung Kebebasan Berekspresi
Menteri Kebudayaan itu juga menyebut pihaknya tidak membatasi kebebasan berekspresi.
Kendati demikian, Fadli Zon meminta kepada para seniman untuk menghormati hak-hak orang lain.
"Saya kira kita semua sangat mendukung kebebasan berekspresi. Tapi tentu kebebasan berekspresi jangan sampai melampaui batas kebebasan orang lain," tuturnya.
BACA JUGA:Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto? Tak Mungkin Prabowo
4. Kasus Disebut sebagai Bentuk Pelanggaran HAM
Menyikapi konflik pameran Yos Suprapto yang batal digelar di Galeri Nasional, Komnas HAM menyebut kasus ini merupakan bentuk pelanggaran HAM.
"Kami menyesalkan pembredelan pameran lukisan tersebut karena kebebasan berpendapat dan berekspresi termasuk di dalamnya ekspresi seni adalah bagian dari hak dasar atau fundamental rights," ungkap Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Komnas HAM Anis Hidayah kepada Disway.id, 22 Desember 2024. Disway merchandise