Harga dan Stok Bahan Pokok Pangan Stabil Jelang Nataru

Sabtu 21 Dec 2024 - 10:34 WIB
Reporter : Rilis
Editor : Budi Rahmad

KORANBABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Sugito, bersama Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kep. Babel Fery Afriyanto, dan anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kep. Babel, melakukan pemantauan harga sembako, Jumat (20/12/2024).

 

Pemantauan tersebut dalam rangka monitoring pemantauan harga pasar dan ketersediaan stok bahan pokok pangan strategis di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2024, dalam rangka menghadapi perayaan Natal tahun 2024, dan Tahun Baru 2025.

 

Sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB, Pj Gubernur bersama anggota TPID, juga perwakilan dari Kepolisian Daerah (Polda) Kep. Babel menyisir ke beberapa toko penyedia bahan pokok, seperti beras, cabai, ikan, ayam, dan daging, yang ada di Pasar Ratu Tunggal, Pangkalpinang, 

 

"Peninjauan pagi ini untuk memastikan stok pangan tersedia untuk kebutuhan masyarakat kita, jangan sampai ada kelangkaan, dan juga harga masih dalam konteks stabil. Artinya, masih sesuai dengan keseharian di kita," ujar Pj Sugito dijumpai usai pemantauan.

 

Dari pantauan tersebut didapati harga pangan yang masih relatif stabil, seperti beras pada kisaran Rp65 ribu-Rp150 ribu, cabai merah keriting Rp36 ribu perkilogram untuk grosir, dan Rp40 ribu eceran, serta cabai hijau Rp15 ribu (grosir), dan Rp18-20 ribu perkilogram (eceran). Selain itu, ayam potong Rp38 ribu, dan utuh Rp40 ribu.

 

"Dalam pantauan kita sampai hari ini masih cukup bagus, baik dari sisi stok, stabilitas harga walaupun memang ada sedikit penurunan daya beli di masyarakat terkait dampak ekonomi kita yang dikisaran 0,13 persen," ungkapnya.

 

Untuk menjaga stabilitas, serta kebutuhan sehari-hari, Pj Gubernur Sugito mengimbau masyarakat dapat memanfaatkan potensi pangan dengan mengoptimalkan lahan kosong yang ada. Dari sisi pemerintah, ia memastikan akan terus melakukan upaya-upaya bersama mitra, termasuk dari sisi pengawasan yang bekerja sama dengan Polda Kep. Babel.

 

"Polda (juga) punya kewajiban untuk mengendalikan harga, jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini, seperti penumpukan, mengurangi stok yang harusnya tersedia. Apa yang dilakukan Polda bersama TPID menjadi salah satu bentuk sinergitas kita," pungkasnya.

Kategori :